Demonstran Gelar Aksi Tidur di Depan Kantor ASEAN
INILAH.COM, Jakarta - Puluhan demonstran yang tergabung dalam Indonesian People's Action on ASEAN (IPA-A), menggelar aksi tidur di depan Kantor Sekretariat ASEAN, Jakarta, Minggu (8/5/2011).
Aksi tidur di jalanan di depan kantor ASEAN, bertujuan untuk menentang, disusupinya proses integritas negara-negara peserta ASEAN, oleh negara-negara maju.
Selain aksi tidur dijalan,para demonstrans juga memegang huruf-huruf spanduk bertuliskan "No To Neolib in ASEAN", pada tiap-tiap peserta demo, dan berteriak-teriak No To Neolib in ASEAN.
Sementara, menurut, Juru Bicara IPA-A, Aan Anshari, meminta agar dalam proses integrasi diantara negara ASEAN, memberikan manfaat bagi kemajuan dan kemakmuran masing-masing negara anggota.
"KTT ASEAN, integrasi pasar, bahan mentah, buruh pekerja. Kami mengapresiasi ASEAN bila memajukan antar negara, faktanya tidak, rakyat ASEAN, Indonesia tak merasakan manfaat didirikannya ASEAN," ucapnya.
Ia menyebutkan, bahwa posisi strategis ASEAN, dengan segala keunggulannya membuat berbagai negara maju, tak hanya Amerika, memandang penting kawasan ini, sebagai perluasan politik dan ekonomi mereka.
Beragam Reaksi Ramadan 2021 Tanpa FPI
The MAJ Residences Bekasi Siapkan Insentif Khusus
Contoh seperti China, Menurut IPA-A, pasar ASEAN dipandang China sebagai pasar potensial dengan peluang investasi luar negeri mencapai USD 52,379.5 juta, dan transaksi perdagangan mencapai USD 1,404 miliar.
Berbagai kerjasama antara ASEAN, dengan negara-negara maju, dan kelompok negara-negara lainnya, juga dinilai IPA, telah merugikan negara-negara ASEAN itu sendiri.
IPA menyebut perjanjian-perjanjian itu diantaranya, US-ASEAN, CAFTA, NAFTA, Australian-ASEAN-New Zealand Free Trade Agreement dan Uni Europe ASEAN.
"Secara lebih khusus, Indonesia yang pertumbuhan ekonominya masih belum beranjak pasca krisis ekonomi hebat pada 2008 makin terpukur dengan adanya FTA. Kementerian Perindustrian RI (2011), merilis sedikitnya 228 perusahaan bangkrut sejak diberlakukannya CAFTA.
Gulung tikarnya berbagai perusahaan di Indonesia yang mungkin juga terjadi di negara anggota ASEAN lainnya tentu akan melahirkan PHK, dan menambah daftar penggangguran yang ada di negara-negara ASEAN," ucapnya. [mah]
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA

Bank Mandiri Serahkan Bantuan Korban Gempa Malang
news 12 Apr 2021 17:04

Malware Menyamar Jadi Aplikasi Clubhouse Palsu
ototekno 12 Apr 2021 17:00

.id Jadi Domain ccTLD dengan Pertumbuhan Tertinggi
ototekno 12 Apr 2021 16:00

Pertamina Siap Penuhi Kebutuhan Energi Masyarakat
news 12 Apr 2021 15:16

5 Kapal Motor Nelayan Asing Ditangkap di Natuna
news 12 Apr 2021 15:15

Belanja Online Ramadan 2021 Diprediksi Meningkat
ototekno 12 Apr 2021 15:00