Dirlantas Pilih Batasi Kendaraan dengan Warna
INILAH.COM, Jakarta - Diantara beberapa alternatif untuk mengatasi kemacetan di Jakarta, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya lebih memilih pembatasan kendaraan melalui warna.
"Kalau kita lebih cenderung warna," ucap Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Royke Lumowa di Mapolda Metro Jaya, Jumat (1/7/2011).
Menurut Royke, untuk pembatasan penggunaan kendaraan pribadi, ada aturan di Undang-Undang nomor 22 tahun 2009. "Bahwa disitu ada pembatasan atau manajemen lalu lintasnya, disitu sudah masuk. Untuk pembatasan kendaraan berdasarkan warna lebih baik karena mudah mengontrol. Baik kontrol informentnya, maupun sosial kontrolnya. Jadi masyarakat menilai lebih mudah," jelas Dirlantas.
Royke menjelaskan diperlukan adanya Perda untuk bisa melaksanakan pembatasan kendaraan melalui sistem warna ini. Karena undang-undang yang ada tidak bisa berdiri sendiri. "Seperti pembatasan jam operasional truk dan kendaraan berat kemarin, berdasarkan keputusan menteri dan menurut saya pemerintah pusat harus ikut terlibat. Sehingga nanti bisa keluar keputusan seperti Kepmen atau SK Gubernur," jelasnya lagi.
Petani Hilang Terseret Banjir Bandang
5.080 Dosis Vaksin COVID-19 di Mamuju Rusak
Saat ditanya kapan kira-kira sistem pembatasan ini bisa dijalankan, Royke mengatakan jika semuanya berjalan lancar, kemungkinan Agustus sudah bisa. "Awal atau pertengahan. Uji cobanya soft dulu paling di beberapa jalan yang bersinggungan dengan jalur busway. Jalur busway juga tidak semua tapi bertahap. Misal Gatsu, Thamrin-Sudirman, Kuningan, Pondok Indah, Kuningan-Buncit-Pertanian," ucapnya.
Lebih jauh yang terpenting menurut Dirlantas, agar pembatasan berjalan sukses harus ada penambahan angkutan umum atau menambah bus TransJakarta. Menurut dia, dengan adanya pembatasan kendaraan pribadi otomatis angkutan umum akan laris.
"Kebijakan ini mendukung dengan kebijakan pemerintah irit BBM sebab kalau tidak, 2012 akan devisit beberapa ratus triliun, pemborosannya, jadi dengan mengurangi menghemat penggunaan kendaraan ikut membantu negara kita dan tidak lagi memberi subsidi, karena bahan mentah bahan bakar itu akan naik akhir semester ini saya baca di media massa," jelasnya. [mvi]
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA

Pengusaha Muda ini Melejit Lewat Sepatu Wanita
rileks 21 Jan 2021 12:22

Petani Hilang Terseret Banjir Bandang
news 21 Jan 2021 12:00

5.080 Dosis Vaksin COVID-19 di Mamuju Rusak
news 21 Jan 2021 11:30

Ada Lagi, Diduga Mesum di Ruang Isolasi Covid-19
news 21 Jan 2021 11:00

Gegara Gadai HP Anak Tusuk Ayahnya Hingga Tewas
news 21 Jan 2021 10:00

Anies : Jakarta Merasa Terhormat
news 21 Jan 2021 09:51