Ekonom: Indonesia Mulai Over Supply Dollar
INILAH.COM, Jakarta - Indonesia memasuki tahap suplai dolar AS berlebihan (over supply) akibatnya derasnya aliran dana asing. Pengalihan dana ke sektor riil harus segera direalisasikan.
"Menurut saya, saat ini kita over dollar. Seperti bank-bank BUMN, itu over dollar. Makanya sekarang kalau dia beli lebih dimahalin. Kalau orang beli dimurahin. Karena likuiditas dolar yang besar itu orang juga gak mau kan pinjem. Jadi likuiditas dolar cukup besar." tutur pengamat ekonomi Aviliani akhir pekan ini, di Jakarta.
Ia menilai, bila dibandingkan dengan perbankan BUMN, perbankan swasta jauh lebih berisiko. Pasalnya, perbankan swasta lebih banyak melakukan ekspansi dengan menggunakan pembiayaan dari luar negeri.
"Kalau dari BUMN tidak terlalu, justru swasta yang tidak tersentuh oleh pemerintah yang mengkhawatirkan. Karena mereka banyak dijor-jorin oleh utang, kan murah-murah sekarang. Tapi risiko nilai tukar itu yang mereka tidak pikirkan. Itu yang menurut saya mengkhawatirkan. Karena dengan menganut devisa bebas itu tidak terdeteksi sama sekali oleh pemerintah," paparnya.
Pembahasan Brexit Macet,Dolar AS Menguat Sementara
Akhir Pekan, Dolar AS Mulai Stabil Setelah Anjlok
"Oleh karena itu, supaya orang gak minjem, memang risikonya sudah diingatkan oleh pemerintah. Karena apa, kalau misalkan lima tahun lagi kita tidak melakukan hedging dan lain-lain. Itu kan risikonya daya tukar kita bisa jatuh lagi. Karena kita gak tahu berapa tahun lagi nilai tukar kita akan jatuh," tegasnya.
Menurutnya, dolar-dolar yang berlebihan tersebut harus dialihkan pada sektor-sektor riil yang ada di Indonesia. "Nah yang harus dilakukan adalah mentransfer itu ke sektor riil," ujarnya.
Salah satunya adalah melalui proyek-poyek Master Plan Percepatan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI). "Misalnya Pelindo, Pelindo ini kan begitu dia melakukan sesuatu banyak turunannya. Nah itu orang akan IPO, orang akan obligasi, nah ini yang belum dilakukan," pungkasnya.
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA

Nurdin Abdullah Masih Diperiksa di KPK
news 27 Feb 2021 18:03

Terdapat 13 Titik Panas di Sumut
news 27 Feb 2021 17:00

Begini Posisi Menyetir Ideal dan Ergonomis
ototekno 27 Feb 2021 16:16

Topping Boba, Inovasi Baru dari Dominos Pizza
rileks 27 Feb 2021 16:15

Belanja Obat Online jadi Andalan saat Pandemi
rileks 27 Feb 2021 16:08

Rakyat Puncak Jaya Desak Presiden Tuntaskan Ini...
news 27 Feb 2021 15:30