Lelang Obligasi Perancis Bangkitkan Rupiah
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (17/1) ditutup menguat 80 poin (0,87%) ke level 9.070/9.100 per dolar AS dari posisi kemarin 9.150/9.170.
Analis senior Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, pengutan rupiah hari ini, ditopang oleh membaiknya sentimen. Salah satunya, dipicu oleh data-data China yang memberikan harapan akan berlanjutnya pemulihan ekonomi.
Di sisi lain, lanjutnya, data China juga menunjukkan bahwa ekonomi nomor dua di dunia ini tidak akan mengalami hard landing seperti yang ditakutkan pasar. China hanya akan mengalami soft landing. "Karena itu, rupiah ditutup di level terkuatnya 9.070 setelah semapat melemah ke level 9.200 sepanjang perdagangan dari posisi pembukaan 9.190 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (17/1).
Kondisi ini, lanjutnya, akan mendorong pemerintahan Beijing untuk bisa melonggarkan kebijakan fiskal maupun moneternya. GDP China cukup positif yang ditopang dua data lainnya yakni retail sales dan industrial output yang mengalami kenaikan. "Semua itu, memberi sinyal, konsumsi domestik China masih tangguh sehingga menopang pemulihan ekonominya," ujarnya.
Vaksin Covid-19 Jadi Obat Kuat Nilai Tukar Rupiah
Berburu Modal, Waskita Siap Terbitkan Obligasi
PDB China dirilis lebih tinggi dari prediksi 8,7% ke level 8,9% dari angka sebelumnya 9,1%. Sementara itu, retail sales naik jadi 18,1% dari sebelumnya 17,3%. Begitu juga dengan industrial output yang naik ke level 12,8% dari sebelumnya 12,4%.
Di lain pihak, lanjut Firman, suksesnya lelang obligasi Perancis semalam, juga memberikan sentimen positif pasca-downgrade massal zona euro.
Lelang obligasi Perancis hampir mencapai target 8,7 miliar euro yakni 8,6 miliar euro. Sementara itu, yield obligasinya dengan tenor 12 minggu turun tipis ke level 0,165% dari sebelumnya 0,166%. Begitu juga dengan yield obligasi dengan tenor 25 minggu yang turun ke level 0,281% dari sebelumnya 0,286%.
Alhasil, dolar AS melemah terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). Indeks dolar AS turun ke level 80,935 dari sebelumnya 81,515. Terhadap euro, dolar AS melemah ke level US$1,2773 dari sebelumnya US$1,2662 per euro," imbuh Firman.
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA

Dua Bocah Perempuan Tewas di Kubangan Bekas Galian
news 19 Jan 2021 19:04

Kapal Basarnas Berbenturan Dengan Kapal Kemenhub
news 19 Jan 2021 19:00

Bogor Banjir Bandang, Ini Tinggi Permukaan Air
news 19 Jan 2021 19:00

Sempat Kabur Dari Lapas, 2 Napi Kembali Ditangkap
news 19 Jan 2021 18:48

Eks Direktur Teknik Garuda Indonesia Segera Sidang
news 19 Jan 2021 18:24

Tesla Akan Recall 158 Ribu Model S dan Model X
ototekno 19 Jan 2021 18:18