Kades dan Pengurus BUMDes Studi Banding ke China
INILAHCOM, Jakarta - Puluhan kepala desa, pendamping desa, dan pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang dikirim studi banding ke China akan mempelajari smart farming, gotong royong irigasi, mekanisasi pasca panen, hingga pemasaran produk.
"Tentunya, kalau belajar, kepala kita harus dikosongkan dari berbagai pandangan awal. Agar lebih mudah menerima hal-hal baru dari China," ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmirasi, Eko Putro Sandjojo dalam acara pelepasan peserta studi banding di Gedung Kemendes PDTT pada Senin (2/9).
Eko mengatakan, prosedur pembangunan pertanian China dapat menjadi referensi bagi pegiat desa dalam mengembangkan sektor pertanian. Menurutnya, pertanian di China telah efektif mendongkrak produksi dan penghasilan warga desa, meski dengan prosedur pembangunan yang dikenal lebih sederhana.
"Selain belajar transformasi ekonomi desa, para peserta harus mampu membangun hubungan bisnis dan hubungan personal dengan tokoh-tokoh desa dari China. Inilah yang akan mendukung keberlanjutan hasil-hasil studi banding para kepala desa, pendamping, dan pengurus Bumdes ke China," ujarnya.
Geruduk KLHK-KPK Ini Tuntuan AMSUB
Pakar: Era Digital, Kejahatan Keuangan Makin Marak
Di sisi lain, Minister Counselor for Economic and Commercial Affairs, Embassy of China, Wang Liping mengakui bahwa sektor pertanian menjadi kunci bagi kemajuan desa-desa di China. Menurutnya, sebagai negara berpenduduk terbesar di dunia, menjadi hal penting bagi negaranya untuk memperhatikan sektor pertanian. "Sejak menjalankan revolusi di bidang pertanian pada tahun 1978, warga desa merasakan penghasilannya terus meningkat," ungkap Wang.
Menurutnya, kerjasama ekonomi pertanian antara Indonesia dan China telah terjain dengan baik. Ia mengatakan, bahwa ekspor kedua negara meningkat. Bahkan dari Indonesia mengalami peningkatan ekspor buah-buahan tropis, buah naga, kopi, dan komoditas lainnya.
Kegiatan studi banding ke luar negeri bagi kepala desa, pendamping desa, dan pegiat desa ini telah dilaksanakan dua kali. Gelombang pertama dilaksanakan pada bulan April 2019 dengan mengirimkan 39 peserta ke China dan Korea.
Selanjutnya pada studi banding gelombang kedua diberangkatkan sebanyak 40 peserta, yang diberangkatkan pada tanggal 2 September 2019 ke India dan pada tanggal 3 September 2019 ke China. [*]
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA

Cetak Advokat Berkualitas, DPN Gelar UPA Daring
news 21 Jan 2021 14:02

Jurus Pratisia, Pengusaha Tas Gempol Saat Pandemi
news 21 Jan 2021 13:45

Suzuki Carry Pick Up Kini Punya Tampilan Baru
ototekno 21 Jan 2021 13:30

Termakan Janji ABG 16 Tahun Disetubuhi Tetangga
news 21 Jan 2021 13:00

DPR: BPDPKS Tinggalkan Petani Manjakan Korporasi
news 21 Jan 2021 12:57

Pengusaha Muda ini Melejit Lewat Sepatu Wanita
rileks 21 Jan 2021 12:22