Inilah Kebuntuan Sikap AS-China Bahas Tarif
INILAHCOM, New York - Pemerintah China meragukan masa depan kesepakatan perdagangan dengan AS. Sebab Presiden Donald Trump menolak menurunkan tarif.
AS dan China sudah sepakat untuk mengerjakan kesepakatan perdagangan "fase satu" terbatas pada awal Oktober lalu. China telah mendorong penghapusan bea tambahan yang dikenakan pada produk masing-masing dalam fase yang berbeda, sebagai bagian dari kesepakatan.
Juru bicara Departemen Perdagangan China, Gao Feng mengatakan awal bulan ini bahwa kedua belah pihak telah mencapai kesepakatan tentang kenaikan tarif.
Namun, Trump mengatakan seminggu yang lalu bahwa dia belum setuju untuk membatalkan tarif barang-barang China, bertentangan dengan sinyal dari China dan mengurangi harapan tentang resolusi yang akan datang untuk konflik perdagangan yang menggelegar.
Orang-orang China melihat dengan cermat situasi politik di AS termasuk sidang pemakzulan dan pemilihan presiden, kata sumber itu, menambahkan para pejabat bertanya-tanya apakah lebih rasional untuk menunggu karena tidak jelas apa yang akan berdiri Trump bahkan di Beberapa bulan.
Sempat Kabur Dari Lapas, 2 Napi Kembali Ditangkap
Eks Direktur Teknik Garuda Indonesia Segera Sidang
Ada ketidaksepakatan atas masalah seperti jumlah pembelian pertanian tertentu, kata sumber itu. Orang Cina menentang karena, sebagian, mereka bisa mengambil risiko mengasingkan mitra dagang lainnya, kata sumber itu kepada CNBC.
Perang perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia telah berlangsung selama hampir dua tahun. Pemerintahan Trump telah mengenakan tarif lebih dari US$500 miliar pada barang-barang Cina, sementara Beijing telah mengenakan bea sekitar US$110 miliar pada produk-produk Amerika.
Trump berharap untuk menyelesaikan keluhan luar biasa dengan praktik perdagangan Beijing, termasuk transfer teknologi paksa dan pencurian kekayaan intelektual, sembari mengamankan lebih banyak pembelian barang pertanian AS di China.
Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar CNBC.
Kementerian Perdagangan China mengatakan pada hari Minggu bahwa kedua belah pihak memiliki "diskusi konstruktif" tentang "keprihatinan inti masing-masing" dan setuju untuk tetap berhubungan erat. Sementara itu, penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan Jumat bahwa kedua negara "semakin dekat" untuk mencapai kesepakatan perdagangan.
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA

Western Digital Rilis SSD Portable Kapasitas 4TB
ototekno 19 Jan 2021 22:22

812 Gradu di Wilayah Gempa Sudah Pulih
news 19 Jan 2021 22:07

Kasus Covid-19 di DKI Masih Terus Bertambah
news 19 Jan 2021 22:00

Telegram Tutup Ratusan Seruan Kekerasan di AS
ototekno 19 Jan 2021 21:21

Mesum di Wisma Atlet, Hanya Pasien Yang Tersangka
news 19 Jan 2021 21:14

Hyundai Jual 500 Ribu Kendaraan 'Hijau' di 2020
ototekno 19 Jan 2021 20:20