Jurus Pertamina Optimalkan Pemeliharaan Kilang
INILAHCOM, Jakarta - Era Industri 4.0 dalam bentuk digitalisasi sudah diaplikasikan di sejumlah industri tanah air, termasuk minyak dan gas. Transformasi digital PT Pertamina (Persero) berkontribusi besar terhadap nilai tambah perusahaan sebagai ujung tombak energi nasional.
Pertamina telah mengimplementasikan sejumlah inisiatif digitalisasi mulai dari sektor hulu hingga hilir. Salah satunya adalah implementasi aplikasi dalam penjadwalan pemeliharaan kilang yang sudah diterapkan di Kilang Balongan dan Kilang Dumai. Ke depan, Pertamina akan memperluas aplikasi ini ke kilang lainnya yaitu Kilang Cilacap, Kilang Plaju dan Kilang Balikpapan.
"Implementasi digitalisasi ini dapat mencegah unplanned shutdown kilang sehingga meningkatkan kehandalan operasional dalam memenuhi kebutuhan energi nasional," kata VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman di sela Pertamina Energy Forum (PEF) 2019 di Jakarta, Selasa (26/11/2019).
Di luar itu, Pertamina juga sudah melakukan enam program utama digitalisasi yaitu Loyalty Program, Digital Refinery, Knowlegde Management & Best Practice in Upstream, Digital Procurement, Digitalisasi Korporat dan Digitalisasi SPBU & Terminal BBM.
Di sektor hulu, Pertamina telah melakukan transformasi digital dengan membangun Upstream Cloud dan Big Data Analytic, sebagai bagian dari optimasi penggunaan aplikasi Petrotechnical yang tersentralisasi dan terintegrasi. Sementara di pengolahan, Pertamina tengah menyiapkan predictive maintenance yang terintegrasi melalui adopsi advanced analytics, sehingga meminimalisir terjadinya unplanned shutdown.
Pertamina Dukung Program Gasifikasi Batubara
PT PGE Sibayak Rugi Akibat Perusahaan Djan Faridz
Di hilir, Pertamina terus melanjutkan program utamanya yakni digitalisasi SPBU & Terminal BBM, sehingga bisa memonitor ketahanan stok dan distribusi BBM secara nasional. Selain itu, dalam proses pengadaan barang dan jasa, Pertamina juga menerapkan Digital Procurement yang diprediksi memberikan kontribusi efisiensi terbesar, sekitar Rp1,5 triliun-Rp2 triliun per tahun.
Fajriyah menjelaskan, transformasi digital merupakan upaya Pertamina menjawab tantangan bisnis di masa mendatang dan cara Pertamina beradaptasi. Tujuan utama transformasi digital ini adalah meningkatkan layanan Pertamina baik untuk customer ataupun proses bisnis internal.
Manfaat digitalisasi ini juga diakui oleh Vice President AVEVA South East Asia, Sebastian Ory pada ajang yang sama. "Digitalisasi membantu mempercepat pengambilan keputusan sehingga operasional menjadi lebih cepat dan efisien. Sistem digital yang dipasang di aset-aset Pertamina juga dapat mengoptimalkan jadwal pemeliharaan yang bertujuan menghindari terjadi downtime. Performa keselamatan kerja di lapangan juga dapat lebih mudah dipantau melalui sistem digital ini," katanya.
Ia menambahkan, digitalisasi bisa memberikan berbagai keuntungan bagi pelaku industri energi, di antaranya keandalan aset serta meningkatkan efisiensi. [ipe]
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA

Update KPK Terkini Soal Kasus Masiku
news 19 Jan 2021 12:58

KPK Dalami Proses Rekomendasi Usaha Lobster
news 19 Jan 2021 12:53

Potret Kedekatan Giorgio Abraham dan Yasmin Napper
rileks 19 Jan 2021 12:01

Cemburu Berat ABG Siksa Pacar Dalam Kamar
news 19 Jan 2021 12:00

Lagi Cari Rumah? Berikut 5 Tips Sebelum Menentukan
rileks 19 Jan 2021 11:27

Rusdi Ditodong Senpi Depan Gerbang Rumah
news 19 Jan 2021 11:00