Agus Klaim Nestle Tambah Investasi US$100 Juta
INILAHCOM, Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut industri makanan dan minuman PT Nestl Indonesia, berkomitmen investasi US$100 juta untuk memperluas kapasitas produksinya di tiga pabriknya.
Melalui rencana ekspansi tersebut, kapasitas produksi PT Nestl di Indonesia bakal meningkat 25% dari 620.000 ton menjadi 775.000 ton per tahun. "Oleh karenanya, kami harus mengawal dan memastikan bahwa rencana mereka untuk investasi bisa benar-benar terlaksana, dan kalau ada kendala bisa cepat diselesaikan," kata Agus di Jakarta, Minggu (26/1/2020).
PT Nestl Indonesia adalah anak perusahaan Nestl SA, selaku produsen makanan dan minuman yang terkemuka di Vevey, Swiss. Saat ini, PT Nestle Indonesia telah mengoperasikan tiga pabrik di Indonesia, yaitu pabrik di Karawang, Jawa Barat untuk memproduksi cokelat malt Milo, susu bubuk, dan bubur bayi Cerelac.
Kemudian, pabrik di Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur, antara lain untuk memproduksi susu olahan dengan merek Dancow, Bear Brand, Carnation, dan Cap Nona. Sedangkan, pabrik di Panjang, Lampung, untuk mengolah kopi instan dan kopi mix dengan merek Nescaf.
Kementerian Perindustrian fokus memacu pengembangan industri makanan dan minuman (mamin) agar terus memiliki kinerja yang gemilang.
Sebab, selama ini, industri mamin menjadi sektor andalan karena mampu memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional, baik itu melalui peningkatan investasi, penyerapan tenaga kerja, maupun capaian nilai ekspor.
Rezeki Nomplok Industri Sawit di Penghujung 2020
Cukai 2021 Naik 12,5%, Mega PHK di Pabrik Rokok
"Oleh karena itu, pemerintah telah menetapkan industri mamin menjadi salah satu dari lima sektor manufaktur yang diprioritaskan pengembangannya sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0. Melalui implementasi industri 4.0 ini, diharapkan industri mamin kita lebih berdaya saing hingga kancah global," kata Agus.
Agus menjelaskan, industri mamin berperan penting terhadap pemerataan usaha di Tanah Air. Pasalnya, sektor strategis ini didominasi oleh para pelaku usaha yang sebagian banyak adalah berskala industri kecil dan menengah (IKM).
"Dengan teknologi digital sebagai penopang utamanya pada proses produksi, kami meyakini akan dapat meningkatkan produktivitas secara efisien dan menciptakan inovasi di sektor industri," terangnya.
Guna mencapai sasaran itu khususnya bagi industri mamin, Kemenperin bersama Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) tengah mendorong pembangunan innovation center.
Adanya pusat inovasi tersebut, diharapkan para pelaku industri mamin di dalam negeri termasuk sektor IKM, memanfaatkan pengembangan teknologi modern sehingga produk yang dihasilkan bisa kompetitif di pasar domestik dan mampu mengisi kebutuhan ekspor. "Apalagi, pemerintah telah menyiapkan insentif super deduction tax bagi perusahaan yang ingin mengembangkan inovasi," imbuhnya. [tar]
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA

Polisi Ringkus Komplotan Pencuri Kotak Amal
news 27 Jan 2021 20:02

Eks FPI Bisa Gabung NU-Muhammadiyah? Ini Kata DPR
news 27 Jan 2021 19:13

Siapa Bilang PLN Kelebihan Setrum? KESDM Bantah
news 27 Jan 2021 18:40

Terjadi Hujan Abu Tebal di Boyolali
news 27 Jan 2021 18:40

Kapolri Diharap Tegakkan Kasus Natalius Pigai
news 27 Jan 2021 18:11

Diserbu Peminat, DPN Perpanjang Pendaftaran UPA
news 27 Jan 2021 17:47