Ngobrol Asyik Penyuluhan
Petani adalah Pahlawan Pangan Indonesia
"Petani adalah pahlawan pangan. Tetap cintai petani. Hargai jerih payah petani. Cintai pangan lokal. Cintai produk Indonesia," kata Dedi Nursyamsi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) di Jakarta, Selasa (10/11/2020).
Hal itu dikatakan Dedi Nursyamsi secara virtual di hadapan para petani dan penyuluh dari Agriculture Operation Room (AOR) BPPSDMP pada kegiatan virtual meeting Ngobrol Asyik Penyuluhan (Ngobras) Vol.10 bertajuk 'Petani Pahlawan Kita'.
"Di Hari Pahlawan 10 November ini, hargai jerih payah petani. Konsumsi pangan lokal. Cintai produksi dalam negeri. Selamat bagi para petani sebagai pahlawan pangan Indonesia," katanya didampingi Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP (Pusluhtan) Leli Nuryati.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengajak semua pihak untuk semakin menghargai kontribusi para petani dalam menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
"Hari pahlawan ini berarti juga hari para petani. Sebab mereka menjadi bagian-bagian yang harus kita apresiasi sebagai pejuang dan pahlawan saat ini," kata Mentan Syahrul pada peringatan Hari Pahlawan di pusat data pertanian, Agro War Room (AWR), Selasa (10/11/2020).
Syahrul mengingatkan pandemi Covid 19 menyadarkan masyarakat dunia bahwa sebuah negara dapat menjadi kuat dan besar lantaran pangan tersedia cukup untuk rakyatnya, karena kerja keras dan kinerja petani.
Dedi Nursyamsi menegaskan kembali seruan Mentan kepada 300 partisipan virtual meeting dan 5.000 pemirsa live streaming melalui AOR, tentang ketangguhan pertanian di tengah pandemi Covid-19, Indonesia mampu surplus beras 7 juta ton setelah ditopang pertumbuhan sektor pertanian 16,24%, tertinggi dari sektor lain.
Jaksel & Purwakarta Kekurangan Penyuluh Pertanian
Mentan Luncurkan Integrasi Simluhtan e-RDKK
"Hikmah dari Hari Pahlawan bagi insan pertanian adalah semangat juang 1945. Kita harus meniru semangat para pahlawan mengusir penjajah bersenjatakan bambu runcing. Semangat kita hari ini adalah meningkatkan produktivitas pertanian," kata Dedi.
Sasaran perjuangan saat ini, katanya, khususnya sektor pertanian adalah produktivitas, dengan dukungan utama penyuluh mendampingi petani membangun pertanian dari hulu ke hilir.
"Senjata utama kita saat ini bukan lagi bambu runcing. Senjata kita adalah pupuk, benih dan pendampingan petani di lapangan," katanya seperti dilansir Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP (Pusluhtan).
Semangat berikutnya adalah rela berkorban. Pahlawan kemerdekaan mengorbankan jiwa dan raga untuk bangsanya, maka kita sebagai aparatur sipil negara (ASN) dan penyuluh juga harus rela berkorban demi kemajuan bangsa dan negara.
"Kita sebagai penyuluh, ASN, apa yang sudah kita korbankan? Mari kita introspeksi. Dengan berbagai fasilitas, kita pikirkan apa yang bisa kita sumbangkan dan korbankan untuk negara," kata Dedi Nursyamsi pada Ngobras Vol.10 yang dipandu Kasubbid IM Pusluhtan, Septalina Pradini selaku anchor Ngobras.
Hal ketiga adalah pantang menyerah. Semangat mati satu tumbuh seribu. "Meski dibombardir senjata otomatis, para pahlawan tetap maju hingga penjajah terusir. Sekarang apakah kita akan menyerah dengan serangan hama, kekeringan, kekurangan pupuk? Petani dan penyuluh yang kuat akan meniru semangat pahlawan, maju terus pantang mundur." [yha]
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA

Awan Panas Guguran Merapi Meluncur 1.000 Meter
news 26 Jan 2021 09:51

Pria Ini Serang Polisi Pakai Samurai di Kedai Kopi
news 26 Jan 2021 09:48

Pasutri Kegep Pakai Surat Rapid Test Palsu
news 26 Jan 2021 09:39

Smartphone Nokia 'Quicksilver' Meluncur Tahun Ini
ototekno 26 Jan 2021 09:09

Memilih Smartwatch Tepat untuk Kebutuhan Harian
ototekno 26 Jan 2021 08:08

Suzuki Lengkapi Alat Pemadam di Semua Mobil Baru
ototekno 26 Jan 2021 07:07