DPR Dorong Larangan Ekspor Kelapa, Ini Alasannya
INILAHCOM, Jakarta - Ketua Komisi IV DPR, Sudin mendesak Kementerian Pertanian menerbitkan regulasi yang melarang ekspor kelapa butiran, atau kelapa bulat. Untuk memenuhi kebutuhan industri di dalam negeri.
Dalam rapat dengar pendapat bersama eselon I Kementerian Pertanian, Sudin menjelaskan, saat ini, pemerintah tengah mendorong hilirisasi industri. Namun kenyataannya, kelapa butiran yang digunakan sebagai bahan baku untuk sejumlah industri olahan, banyak diekspor, baik legal maupun ilegal. Sudin menyebutkan bahwa ekspor kelapa banyak dikirim ke China.
"Pak Sekjen, saya minta kalau perlu dibuat Peraturan Menteri untuk dilarang ekspor kelapa karena yang diuntungkan segelintir orang saja. Pemerintah berharap ada hilirisasi industri namun saat ini kekurangan bahan kelapa," kata Sudin dalam RDP yang digelar Komisi IV di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (17/11/2020).
Sudin menjelaskan bahwa komoditas kelapa yang terdiri dari air kelapa, tepung, batok, hingga serabut kelapa memiliki nilai yang sangat tinggi, terutama jika diolah dalam bentuk jadi maupun setengah jadi.
Presiden Joko Widodo juga tengah mendorong investasi di sektor pertanian, guna mendorong hilirisasi industri agar komoditas tersebut lebih bernilai tinggi. "Presiden Jokowi berharap ada investor yang masuk ke Indonesia membuat pabrik hilirisasi pertanian, tapi bahan bakunya malah diekspor. Kita masih kurang tapi diekspor, ini kan kebijakannya tidak benar," kata Sudin.
Larangan Mudik Agar Krisis Ekonomi Segera Minggat
Ini Besaran Anggaran DPR RI Tahun 2022
Menanggapi hal tersebut, Dirjen Perkebunan Kasdi Subagyono menyatakan pihaknya akan menindaklanjuti usulan Ketua Komisi IV DPR. "Apa yang diarahkan Pak Ketua tadi, berkaitan dengan ekspor kelapa butiran, saya kira itu akan kami tindaklanjuti dengan peraturannya," kata Kasdi.
Berdasarkan data BPS, Kementan mencatat nilai ekspor komoditas pertanian selama periode Januari--September 2020 mencapai 21,10 miliar dolar AS, yang terdiri dari ekspor pertanian segar sebesar 2,34 miliar dolar AS dan ekspor olahan pertanian 18,76 miliar.
Pada tahun ini, subsektor perkebunan masih mendominasi ekspor komoditas pertanian dengan kontribusi 93 persen produk komoditas segar, dan 72 persen ekspor produk olahan. [ipe]
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA

Berbuat Terlarang Oknum Polisi dan Kades Digerebek
news 20 Apr 2021 16:00

Sentuhan Vespa Picnic via Dekorasi Diler Motoplex
ototekno 20 Apr 2021 15:29

Usai Keroyok Dua Pemuda, Lima Orang Ditangkap
news 20 Apr 2021 15:00

Vivo Jadi Raja Pangsa Pasar Smartphone di China
ototekno 20 Apr 2021 14:30

Mengenal Sosok Febrian Nurvianti, Hijaber Reviewer
rileks 20 Apr 2021 14:27

Update Pasien Covid-19 di RS Wisma Atlet Hari Ini
news 20 Apr 2021 14:02