Buka Bendungan di NTT, Wajar Jokowi Disambut Massa
INILAHCOM, Jakarta - Sambutan luar biasa dari masyarakat saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiba di Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT), dinilai wajar. Selain Jokowi adalah kepala negara, sebagian besar warga NTT adalah loyalis Jokowi di Pilpres 2019.
"Seorang presiden yang dicintai oleh rakyatnya, pasti akan ditunggu kehadiran dengan sangat antusias dalam kondisi apapun. Sehingga tidak bisa seenaknya menyalahkan Pak Jokowi yang begitu dicintai oleh rakyat NTT," kata Wakil Ketua Dewan Penasihat Partai Hanura, Inas Nasrullah Zubir kepada wartawan, Sabtu (27/2/2021).
Inas menambahkan, Jokowi selalu ingin dekat dengan rakyatnya. Hal itu terlihat saat Jokowi menyapa warga melalui jendela mobil. "Wajar saja jika beliau selalu senang dan bersemangat untuk bertemu dengan rakyatnya," ujarnya.
Karena itu, menurut Inas, tim protokoler dan Paspampres harus kerja lebih keras mengingatkan Jokowi tentang pentingnya menghindari kerumunan masyarakat saat ia kunjungan ke daerah. Apalagi saat ini masih di masa pandemi.
Tangani Bencana di NTT, Ini Instruksi Jokowi
Bencana Alam NTT, 128 Orang Meninggal Dunia
Inas mengatakan, kerumunan massa saat menyambut kunjungan kerja Jokowi yang akan meresmikan Bendungan di Kabupaten Sikka, NTT, tidak merugikan masyarakat lainnya. "Peristiwa kerumunan di NTT ini sebenarnya tidak separah kerumunan ketika Rizieq Shihab dijemput oleh pendukungnya di Bandara Soetta. Rizieq Shihab sempat berorasi dari atas mobil yang terbuka kapnya, tapi ternyata juga tidak diproses oleh kepolisian," tutur Inas.
Meski demikian, Inas berharap peristiwa seperti di NTT tidak terulang. Protokoler dan Paspampres perlu meninjau kembali SOP dalam mengatur kunjungan kerja Presiden. "Karena kegiatan tersebut akan terus berkesinambungan," pungkas Inas.
Hal senada disampaikan sosiolog Universitas Nasional, Sigit Rohadi. "Respons masyarakat terhadap Presiden pasti antusias, apalagi di Indonesia Timur," ujar Sigit.
Sigit menilai ada kelemahan pengamanan di tingkat daerah, sehingga warga bisa berkerumunan. Namun, dia menilai kerumunan di NTT dan kerumunan saat Rizieq Shihab menikahkan anaknya berbeda. "Karena Presiden tidak aktif seperti mengundang atau sejenisnya, tapi tetap saja menimbulkan sinisme sebagian masyarakat," ujar Sigit. [tar]
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA

Opini Jaksa di Kasus Asabri Berdampak Negatif
news 20 Apr 2021 16:48

Samsung Boyong Mesin Cuci Pintar ke Indonesia
ototekno 20 Apr 2021 16:30

Berbuat Terlarang Oknum Polisi dan Kades Digerebek
news 20 Apr 2021 16:00

Sentuhan Vespa Picnic via Dekorasi Diler Motoplex
ototekno 20 Apr 2021 15:29

Usai Keroyok Dua Pemuda, Lima Orang Ditangkap
news 20 Apr 2021 15:00

Vivo Jadi Raja Pangsa Pasar Smartphone di China
ototekno 20 Apr 2021 14:30