Konsorsium Tular Nalar Dorong Cara Berpikir Kritis
INILAHCOM, Jakarta - Maarif Institute bersama Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) dan Love Frankie didukung Google.org, menginisiasi program Tular Nalar.
Program yang sudah digaungkan sejak 2020 itu,
bakal melatih 26.700 guru, dosen, dan guru honorer di 23 kota di Indonesia. Yakni, cara mengidentifikasi dan memerangi misinformasi, serta membekali mereka dengan keterampilan literasi digital yang relevan.
Untuk menjangkau publik yang lebih luas, konsorsium tular nalar juga meluncurkan situs tularnalar.id untuk memberikan akses kepada dosen, guru, siswa dan publik yang lebih luas untuk bersama-sama belajar melawan misinformasi.
Direktur Program Maarif Institute, Khelmy K Pribadi, menyatakan, inisiatif ini digagas sebagai respon dari kenyataan bahwa penetrasi internet dan konsumsi media sosial meningkat di Indonesia, sementara tingkat literasi media di kalangan masyarakat masih relatif rendah.
"Seiring penggunaan internet yang terus berkembang, sangatlah penting bagi masyarakat Indonesia untuk memiliki keterampilan yang tepat guna memahami apa yang mereka konsumsi secara daring, entah itu artikel berita, atau permintaan informasi pribadi mereka," jelas Khelmy dalam keterangannya, Jumat (4/3/2021).
Khelmy menambahkan, kehadiran situs tular nalar adalah bentuk komitmen untuk memperluas akses publik pada sumber pembelajaran daring yang dapat meningkatkan keterampilan praktis dosen, guru, siswa dan siapapun, untuk bersama-sama meningkatkan kapasitas literasi digital untuk melawan misinformasi, disinformasi dan ujaran kebencian.
"Situs tular nalar juga menyediakan materi pembelajaran yang kreatif dan interaktif, termasuk didalamnya adalah modul, video, dan kuis-kuis menarik dengan sumber rujukan yang jelas," kata Khelmy.
Tak Ajukan Eksepsi, Pemilik ACK Yakin Jadi JC
Nama Antam Novambar Muncul Dalam Dakwaan Edhy
Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Samuel A Pangerapan, memberikan apresiasi positif dengan kehadiran situs tular nalar ini.
"Kami menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang terus berjuang bersama pemerintah dalam menanggulangi misinformasi dan disinformasi. Sebagaimana data yang ada, sejak Januari 2020 hingga Januari 2021 ada sekitar 1.500 hoax tentang Covid-19. Terbayang berapa kerugian dan kekacauan yang terjadi di masyarakat yang mungkin termakan oleh hoax," jelasnya.
Samuel menambahkan, Kemkominfo mendukung dengan adanya platform tularnalar yang diprakarsai oleh Maarif Institute, Mafindo, Love Frankie dan didukung oleh Google.
"Semoga platform pembelajaran yang bertujuan sebagai sarana edukasi dalam pembekalan keterampilan berpikir kritis ini dapat menciptakan masyarakat yang tahu, tangkal dan tangguh terhadap hoax," tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Head of Public Affairs Southeast Asia Google, Ryan Rahardjo menyampaikan, hibah Google.org yang diberikan untuk Maarif Institute bekerja sama dengan Mafindo adalah upaya berkelanjutan guna mendukung organisasi-organisasi yang membantu masyarakat Indonesia dalam melawan misinformasi dan disinformasi khususnya terkait vaksin Covid-19.
"Memerangi misinformasi dan disinformasi daring terus menjadi tantangan penting dan prioritas utama bagi Google. Kami berharap peluncuran situs tular nalar ini dapat membantu mengasah cara berpikir kritis masyarakat agar terhindar dari misinformasi dan disinformasi terutama terkait Covid-19," pungkasnya.
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA

Alasan Xiaomi Ganti Logo Perusahaan: Lebih 'Hidup'
ototekno 15 Apr 2021 13:13

Jaga Kinerja, Penjualan Gas PGN Melampaui Target
news 15 Apr 2021 12:48

Elit Sokong Denny, Golkar Kalsel Meradang
news 15 Apr 2021 12:13

Rangkaian Lipstick untuk Tampilan Lebih Modern
rileks 15 Apr 2021 12:13

Ponsel Seri Baru OPPO Siap Meluncur di Indonesia
ototekno 15 Apr 2021 12:12

Ramadan: Kedudukan Mulia Orangtua karena Alquran
mozaik 15 Apr 2021 12:00