Twitter Akuisisi Layanan Email Revue
INILAHCOM, San Francisco - Twitter mengakuisisi layanan email Revue yang memungkinkan penulis menerbitkan buletin.
Langkah itu memungkinkan Twitter memanfaatkan basis penggunanya yang terdiri dari penulis, jurnalis, dan penerbit yang secara teratur menggunakan layanan tersebut untuk menjangkau pembaca dan mengembangkan audiens mereka.
"Dengan komunitas penulis dan pembaca yang kuat, Twitter diposisikan secara unik untuk membantu organisasi dan penulis mengembangkan jumlah pembacanya lebih cepat dan pada skala yang jauh lebih besar daripada di mana pun," jelas pimpinan produk Twitter Kayvon Beykpour, sepetti dilansir The Verge.
"Sasaran kami adalah memudahkan mereka terhubung dengan pelanggan, sekaligus membantu pembaca menemukan penulis dan konten mereka dengan lebih baik," dia melanjutkan.
Akuisisi Revue oleh Twitter juga menempatkannya dalam persaingan langsung dengan Substack, layanan buletin email yang semakin populer belakangan ini.
Sejumlah jurnalis terkenal bahkan telah meninggalkan perusahaan media tradisional mereka untuk memulai buletin berbayar di Substack.
Substack meluncurkan fitur pembaca untuk layanan buletinnya pada Desember lalu, dan telah berjanji untuk mengambil pendekatan yang cukup santai untuk moderasi konten pada layanannya.
Twitter Jelaskan Alasan Mengunci Akun Donald Trump
Amazon Bakal Akuisisi Startup Podcast Wondery?
The New York Times melaporkan bahwa Twitter bahkan mendiskusikan akuisisi Substack pada November 2020, namun salah satu pendiri Hamish McKenzie menjelaskan bahwa kesepakatan itu tidak akan terjadi.
Saat ini, Twitter membuat fitur Revue Pro gratis untuk semua akun. Hal ini menjadi upaya untuk menarik lebih banyak penulis ke Revue.
Twitter pun berencana untuk terus mengoperasikan Revue sebagai layanan mandiri.
"Kami akan terus berinvestasi di Revue sebagai layanan mandiri, dan timnya akan tetap fokus pada peningkatan cara penulis membuat buletin mereka, membangun audiens mereka dan mendapatkan bayaran untuk pekerjaan mereka," kata Beykpour.
"Seiring waktu, tim ini akan membangun lebih banyak pengalaman menemukan, membaca dan melakukan percakapan yang berpusat pada konten bentuk panjang di Twitter," dia menambahkan.
Revue awalnya didirikan pada 2015 di Belanda dengan jumlah karyawan hanya enam orang.
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA

Jaga Kedaulatan, Demokrat Pecat Penghianat Partai
news 26 Feb 2021 23:48

Riset CLSA Sebut Go-Food Lebih Banyak Digunakan
news 26 Feb 2021 23:35

Densus 88 Tangkap 12 Orang Teroris di Jatim
news 26 Feb 2021 23:30

Pemerintah Diminta Buat Regulasi Soal Vape
news 26 Feb 2021 23:27

KPK Soal Nihil Nama Ihsan Yunus Dalam Dakwaan
news 26 Feb 2021 23:16

Longsor, Sisi Jalan Malang-Kediri Ditutup
news 26 Feb 2021 23:02